banner

banner

Jumat, 24 Oktober 2014

Bisturi atau Jarum lanchet



Bekam dengan memakai pisau bisturi atau jarum, bagus yang mana? Jelas yang sesuai dengan yang dicontohkan Nabi Muhammad saw. adalah dengan menggunakan pisau/sayatan. Namun seberapa dalaman sayatan pisau yang diijinkan? Apakah sampai keluar darah pada saat menyayat? Atau hanya sekedar kemerahan karena inflamasi? Tidak ada satupun keterangan yang menjelaskan  tentang teknis pelaksanaanya.

Seandainya insisi itu hanya menimbulkan inflamasi tanpa keluar darah (tanda bahwa tdk ada pembuluh darah yg terlukai) maka jelas penggunaan jarum bukan hanya tidak sesuai sunnah tetapi melanggar prinsip cara kerja tubuh (medis). Tetapi seandainya sayatan itu sampai mengeluarkan darah (tanda bahwa ada pembuluh darah yg terlukai) maka penggunaan jarum termasuk salah satu kemajuan di bidang bekam karena penggunaan jarum relatif memudahkan pembekam karena ada ukuran panjang jarum 1 - 5 mm yang dapat disesuaikan, dan luka yang dihasilkan hanya berupa titik (relatif lebih sedikit luka yang ditimbulkan dibanding dengan pisau/sayatan sepanjang 5 mm).

Ada salah satu buku tentang hijamah (bekam), bahwa metode insisi sedalam 0,04 - 0,09 mm adalah berdasarkan cara kerja lintah dalam menghisap permukaan kulit manusia, jadi lintah tidak akan menghisap darah yang ada di pembuluh darah. Lintah hanya menghisap darah kotor/oksidan yang ada di luar pembuluh darah, tepatnya di jaringan ikat (connective tissue).

Jaringan ikat sendiri salah satu unsurnya adalah sel kelana/pengembara adalah sel yang berasal dari sumsum tulang dan ikut sirkulasi aliran darah. Sel kelana  berumur pendek. Sel kelana akan migrasi ke jaringan ikat karena adanya rangsangan. Yang termasuk ke dalam sel kelana adalah sel plasma, makrofag, limfosit, neutrofil, eosinofil, basofil, dan monosit. Sel-sel tersebut berfungsi untuk imunitas tubuh dengan cara menangkap virus, bakteri, parasit , dan benda-benda asing yang bersifat racun bagi tubuh. Sel-sel tersebut bersifat diapedesis yaitu mempunyai kemampuan untuk keluar masuk menembus dinding pembuluh kapiler. Sedangkan sel darah merah tidak bersifat diapedesis.
Sel-sel kelana tersebut ada yg berumur 12 - 100 jam maupun 7 - 10 hari. Sel kelana yang sudah masuk ke jaringan ikat tidak mengalami resikulasi lagi. Sel-sel kelana yang sudah mati dan mengandung oksidan inilah yang dikeluarkan dalam metode bekam insisi.

Bekam dengan metode jarum berpotensi melukai pembuluh vena, maka bekam dengan metode ini tidak ada bedanya dengan al fasdhu, bahkan lebih baik al fasdhu karena hanya pembuluh vena yang dilukai dan keluarnya darah terjadi secara alami karena perbedaan tekanan di dalam dan di luar pembuluh darah (tidak perlu di-kop), dan darah yang keluar sudah dilokalisir yaitu dengan mengikat daerah dekat vena yang akan disayat (darah akan habis dengan sendirinya di area tersebut). Sedangkan bekam metode jarum tidak hanya berpotensi melukai vena tetapi juga arteri (pembuluh kapiler), dan volume darah yang keluar bisa tidak terkendali.......dan pertanyaan terakhir apa bedanya kalau begitu dengan mekanisme donor darah kalau mengambil darah melalui vena?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar